Hikmah Kenaikan Harga BBM | SBY Presiden Terbaik Indonesia

INDONESIA-KU NEWS. Tahun 1965 kondisi ekonomi Indonesia memburuk. APBN morat-marit. Kesejahteraan masyarakat memprihatinkan. Laju inflasi waktu itu mencapai 650%. Artinya jika situasi itu terjadi sekarang, tiba-tiba harga beras yang Rp.8.000/ Kg menjadi Rp.52.000/Kg. Untuk mengatasi krisis, pada bulan Desember 1965 Soekarno mengumumkan kebijakan devaluasi nilai rupiah, yaitu Rp.1.000 uang lama menjadi Rp.1 uang baru. Devaluasi zaman Soekarno tidaklah sama maksudnya dengan wacana redenominasi yang diwacanakan sekarang. Devaluasi bukan saja nominal uang yang terpotong, tapi nilainya juga. Artinya kalau seseorang memiliki tabungan di bank 1 juta rupiah dan cukup untuk membeli seekor kambing. Maka setelah devaluasi uang itu tinggal 1000 rupiah. Dan uang yang 1 rupiah ini, untuk membeli ayam saja tidak cukup.
Kekacauan menjadi-jadi. Rakyat mengamuk. Bank-bank tutup. Orang kaya tiba-tiba menjadi miskin, golongan menengah menjadi lebih miskin lagi, yang memang sudah miskin menjadi teramat miskin. Di mana-mana orang depresi dan bunuh diri. Jangankan yang miskin, konglomeratpun bunuh diri. Bos Bank NISP yang sekarang, Karmaka Surjaudaja. Sebagai salah satu saksi hidup peristiwa ini sekaligus sebagai pelaku. Depresi kemudian mencoba bunuh diri karena kebijakan devaluasi Soekarno. Minum racun tapi nyawanya masih bisa selamat.

Tidak cukup sampai di sana. Pada bulan Januari 1966 Soekarno mengumumkan kenaikan harga BBM. Sebelumnya, Soekarno sudah 11 kali menaikkan harga BBM. Semua bertujuan untuk menyehatkan fiskal, menyelamatkan APBN. Pemuda, pelajar, mahasiswa menggelar aksi besar-besaran. Mereka serentak mengempeskan ban-ban mobil di jalan-jalan seluruh Jakarta. Lalu lintas macet total. Mereka menyerbu Istana Presiden, kantor-kantor kementerian dan lainnya. Orde lama pimpinan Soekarno tamat. Berganti Ode Baru pimpinan Soeharto. APBN tetap sakit-sakitan. Untuk menyehatkannya Soeharto sedikitnya sampai 18 kali menaikkan harga BBM. Tidak cukup hanya menaikkan BBM. SDA Indonesia di lelang semurah-murahnya. Tambang emas, batu bara, minyak, dll. Sampai-sampai Soeharto rela hanya mendapat bagian
royalti 1% dari tambang emas Freeport. Asal investor mau mengerjakannya.

Naikkan BBM, lelang SDA tidak cukup. Soeharto melangkah lebih jauh lagi. Menumpuk hutang beribu-ribu triliun. Soeharto membuat Indonesia menjadi nasabah empuk bagi IMF, ADB, Bank Dunia, dll. Saat itu hutang Indonesia menumpuk sampai 65% dari Pendapatan Domestik Brutu (PDB). Bandingkan dengan sekarang. Hutang Indonesia hanya tinggal 24% dari PDB. Pernah di saat masa-masa akhir Orde Baru, Indonesia mencari hutang luar negeri yang begitu besar. Tapi hutang tersebut hanya cukup untuk membayar hutang luar negeri berikut bunganya. Selanjutnya era Megawati (Pemerintahan BJ Habibie dan Gusdur kita lewatkan saja karena terlalu singkat). APBN tetap sakit-sakitan. Megawati sampai dua kali menaikkan BBM untuk menyehatkannya. Tidak cukup juga hanya dengan menaikkan BBM. Megawati melelang apa yang bisa dilelang. Kekayaan alam seperti ladang gas Tangguh, dilelang ke China hanya dengan harga USD 3/mmbtu yang seharusnya USD 16/mmbtu (kerugian negra ditaksir 30 triliun/tahun). Aset-aset negara dilelang. Indosat dan kapal tanker, BCA, Bank Danamon, BII, dll menjadi korban.

Sekarang kita hidup pada zaman SBY. Masih sama juga, APBN sakit-sakitan. Kemampuan fiskal pemerintah kembang kempis. Sampai 4 kali SBY menaikkan harga BBM untuk menyelamatkan APBN. Ternyata masalah kenaikan BBM hanya masalah klasik yang berulang terus menerus sepanjang sejarah Indonesia. Bukan hal yang istimewa. Hanya saja dari fakta-fakta di atas. Nampak cara SBY jauh lebih baik dalam mengatasinya. Kenaikan BBM tidak perlu ditambah dengan cara ‘merampas’ uang rakyat seperti kebijakan devaluasi ala Soekarno. Tidak perlu menggadai kekayaan alam dan menambah hutang besar-besaran ala Soeharto. Tidak perlu menggadai kekayaan alam dan melelang aset ala Megawati. Dalam hal ini
ternyata SBY-lah yang terbaik. Atau kalau keberatan mengatakan yang terbaik, taruhlah SBY bukan yang terburuk diantara presiden-presiden yang buruk itu.

SBY juga sudah berhasil membuat perekonomian Indonesia lebih kuat. Lebih kuat dari zaman Soeharto apalagi zaman Soekarno. Ekonomi yang dibangun Soekarno jelas-jelas gagal. Ekonomi yang dibangun Soeharto ternyata rapuh. Podasinya tidak kuat, bertumpu pada hutang luar negeri dan segelintir konglomerat. Hanya karena krisis ekonomi Asia 1997, ekonomi yang dibangun Soeharto ambruk.

Sedangkan ekonomi yang dibangun SBY sangat kuat dan spektakuler. Dihantam krisis dunia 2008 yang jauh lebih dahsyat dari krisis Asia 1997, masih bisa bertahan. Bukan saja bertahan tapi tetap tumbuh positif (hanya 3 negara di dunia ini yang berhasil menahan laju pertumbuhan ekonominya setelah krisis 2008, yaitu China, India dan Indonesia). Bahkan SBY berhasil membawa Indonesia menjadi negara anggota G-20. 20 negara yang menguasai 90% perekonomian dunia. Singapura dan Malaysia, jangankan masuk G-20, bermimpi saja mereka tidak berani.

Swasembada pangan Soeharto juga semu. Sistem pertanian, perkebunan, dan perikanan yang dibangun Soeharto lemah. Jauh dari standar industri. Maka Indonesia tidak pernah memiliki sawah modern. Meski makanan pokok rakyat indonesia adalah nasi. Maka Indonesia tidak pernah memiliki perkebunan buah-buahan bersekala modern. Meski Indonesia merupakan negara tropis. Maka Indonesia tidak pernah memiliki tambak garam canggih sekalipun, meski Indonesia memiliki garis pantai yang luar biasa panjang.

Yang ada hanya perkebunan-perkebunan modern peninggalan Belanda. Perkebunan yang dibuat atas kepentingan Belanda. Perkebunan teh, karet, kopi, coklat dan sejenisnya. Di penghujung zaman SBY inilah kebutuhan rakyat Indonesia yang sebenarnya mulai diperhatikan. Sawah modern dicetak di Kalimantan. Kebun buah-buahan modern digalakkan. Peternakan sapi besar-besaran dengan metode modern mulai dirintis. Tambak garam dipermodern dengan gerakan membranasi, dan lain-lain. Apakah SBY presiden yang sudah ideal? Tidak. Masih banyak kekurangan. Terlalu banyak sesuatu yang seharusnya dikerjakan tapi tidak dikerjakan. Pemerataan ekonomi masih menjadi masalah. Tapi saya hanya mengajak kita relistis, tidak tutup mata atas keberhasilan SBY. Tidak menghujat dan menghina SBY secara berlebihan. Seolah-olah SBY setan yang entah datangnya darimana. Apalagi disaat bersamaan kita menyanjung presiden-presiden masa lalu yang seolah-olah jauh lebih berprestasi. Sedangkan SBY tidak ada prestasi apa-apanya.

Setiap generasi hidup pada masanya sendiri. Soekarno misalnya. Terlihat hebat karena hidup pada zaman perang kemerdekaan. Belum tentu akan hebat jika dia memimpin pada masa sekarang. Bayangkan, seandainya Soekarno menjadi presiden sekarang. Mungkin Indonesia sudah dibawa bangkrut, terkucil, dan
terbelakang seperti Korea Utara dan Venezuela. Atau sebaliknya. Seandainya SBY hidup pada masa perjuangan kemerdekaan. Mungkin Indonesia membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk merdeka. Dengan sikapnya yang peragu, lamban, penuh pertimbangan, dan sopan santun tingkat tinggi. Akan menjadi
kelemahan yang sangat fatal bagi Indonesia saat itu.

Begitu juga Soeharto. Jika dia menjadi presiden pada masa informasi dan teknologi seperti sekarang ini. Mungkin nasibnya akan sama dengan Presiden Tunisia, Mesir, Libya dan diktator-diktator lainnya. Atau paling tidak dia akan membuat Indonesia perang saudara seperti Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Soekarno mungkin pemimpin terbaik pada zamannya. Begitu juga Soeharto. Silahkan pemimpin yang sekarang dikritisi tapi jangan dihina berlebihan. Seperti kelakuan sekumpulan “generasi sakit” yaitu para komentator detik.com, Kaskus dan sejenisnya, yang hanya bisa mencemooh, menghina dan menghujat. Biarlah orang tua menyanjung-nyanjung masa lalu. Mereka sudah tua, ingatan mereka lemah, wajar melupakan penderitaan. Kita generasi muda, hidup pada zaman online. Tidak boleh hanya sekedar mengandalkan ingatan. Ingatan kadang menipu, ingatan kadang menjebak kita pada romantisme masa lalu. Tugas kita mencari pemimpin masa depan, tidak baik hidup hanya diisi dongeng-dongeng kemakmuran masa lalu. Yang sebenarnya hanya perasaan. Yang sebenarnya memang hanya dongeng. Sumber: (Guru SDN 1 Bayan, Lombok Utara)

Jangan menilai sesuatu hanya dengan satu sudut pandang saja.
By (Elga Aris Prastyo)

Contoh Teladan Bagi Semua Pendidik dan Calon Pendidik | E'en Sukaesih Sang "Guru Sejati"


INDONESIA-KU NEWS. Mungkin inilah sosok yang benar-benar disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Seorang wanita hebat bernama E'en Sukaesih ini mengabdi sebagai guru tanpa henti meskipun dirinya lumpuh selama 22 tahun. Yang lebih luar biasa E'en Sukaesih mengajar murid tanpa dibayar. Wanita 49 tahun ini berpendapat bahwa lumpuh bukan penghalang untuk tetap mengajar dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perempuan berhati mulia asal Sumedang ini tetap tak berhenti mengajar anak-anak di sekitar rumahnya. Dengan segala keterbatasannya, Een terus membantu anak-anak belajar meski itu mesti dilakukan di kamar tidurnya yang hanya berukuran 2x3 meter. Setiap saat, puluhan anak yang memadati kamarnya, datang untuk belajar bersama sambil mengerjakan PR.


 Dinding kamar Een dipenuhi coretan berisi catatan pelajaran. Een adalah lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan D3 di IKIP Bandung (kini UPI Bandung). Namun, takdir membuatnya menjalani profesi guru dengan kondisi lumpuh. Sebelum lumpuh datang menghampirinya, Een adalah CPNS di sebuah SMA di Sumedang. Namun, tiba-tiba tangan dan kakinya lemas dan tidak bisa bergerak. Sakit yang beliau derita selama 27 tahun, sejak tahun 1985 menjadikan beliau tidak dapat menggerakkan seluruh anggota badannya, hanya bagian kepala saja yang dapat digerakkan, sementara seluruh bagian tubuh lainnya lumpuh total, badannya kian hari kian menyusut dan mengkerut, kondisi tersebut menjadikannya seolah bayi yang tidak berdaya. Beliau hanya dapat berbicara, tersenyum dan berekspresi layaknya kita manusia normal. Benar, hanya bagian kepala saja yang menunjukkan adanya tanda kehidupan pada dirinya.

Ada hal yang beliau miliki diluar kelaziman sebagaimana bisaanya orang yang menderita sakit parah, sebagai seorang guru dan konselor beliau tetap mempunyai semangat untuk tetap mengabdikan dirinya pada dunia pendidikan hingga sekarang dengan keterbatasan kondisi tubuhnya yang secara nalar sangat sukar untuk dibayangkan. Beliau Mengajar dan memberikan ilmunya kepada para tetangganya yang bersekolah di SD, MI, SMP, MTs setiap hari, mulai jam 8 pagi hingga sore hari, terkadang hingga jam 20.00 secara bergiliran berdasarkan tingkatan pendidikan dan berjadwal sesuai dengan kondisi persekolahan para siswanya. Jika ada siswa SD yang sekolah pagi, mereka mendatangi rumah beliau selepas mereka pulang sekolah, dan mereka yang kebagian sekolah siang datang ke rumah beliau dari pagi hingga menjelang berangkat ke sekolah. Banyak mata pelajaran yang beliau ajarkan pada para siswanya, mulai dari Pendidikan Agama Islam, Matematika, Bahasa Inggris hingga pengenalan komputer. Tidak ada kesulitan bagi beliau untuk mencari bahan ajar mulai dari buku hingga media pembelajaran canggih seperti CD multi-media, sebab banyak pihak yang mendukung kegiatan beliau dalam menyampaikan ilmunya kepada para siswa asuhannya, dan yang paling mengagumkan adalah bahwa para siswa yang belajar di tempat beliau tidak dikenakan atau diwajibkan membayar biaya sepeserpun, bahkan beliau rela untuk mengeluarkan dana sendiri bila ada siswanya yang tidak mempunyai buku atau alat tulis lainnya, beliau dengan rela hati merogoh kantongnya untuk membelikan alat-alat tulis, buku tulis hingga LKS para siswanya.



Berikut ini sedikit harapan dan cita-cita yang pernah beliau katakan "Selain memberi anak-anak bekal ilmu pengetahuan, aku ingin mereka jadi pribadi yang cerdas secara emosional dan spiritual. Tidak cengeng atau manja. Aku ingin mereka tegar dan berani menghadapi kehidupan, lengkap dengan duri atau onaknya. Harapanku mereka jadi pribadi yang kuat, mencintai kemajuan, selamat di dunia dan akhirat. Kini, aku akan terus menjadi sahabat mereka dalam belajar, juga menjalin silaturahmi dengan teman-temanku semasa kuliah, salah satunya Prof Dr H Dasim Budimansyah, yang kini telah menjadi Guru Besar di UPI Bandung. Ilmu pengetahuan terus berkembang, makanya aku minta dibelikan buku dan surat kabar yang kemudian dibacakan oleh anak-anak.Harapanku, anak-anak, sekitar 30 orang ini, baik yang duduk di SD maupun SMP, bisa berprestasi. Rata-rata mereka memang sudah berprestasi baik di sekolah, dan ada juga yang juara kelas dan masuk 10 besar. Bahkan ada juga yang terpilih untuk ikut berbagai lomba bidang studi, mulai di tingkat kecamatan dan kabupaten. Anak-anak adalah kebahagiaanku. Terima kasih, ya Allah. " 

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang di amalkan dan memberi sesuatu yang berharga pada orang lain. (by Elga Aris Prastyo)














Kisah Inspiratif Dari Seorang Sosok Kartini Muda | Perjuangan Menggapai Mimpi Dengan Do'a dan Usaha



INDONESIA-KU NEWS. Siti Horiah mahasiswa dari Program Studi Teknik Nuklir 2012 mendapat penghargaan sebagai pemenang pertama dalam Lomba Menulis Kisah Inspiratif Kamakarya 2013 yang diadakan dalam rangkaian acara Seminar Motivasi Nasional oleh divisi keilmuan Kamadiksi dalam rangka meningkatkan motivasi penerima beasiswa Bidik Misi. Acara yang memiliki tema “Menembus Batas, Memetik untaian mimpi ” ini diselenggarakan pada hari Minggu, 7 April 2013 bertempat di Gedung Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada dengan pembicara Dr. Revrisond Baswir (pakar Ekonomi Kerakyatan), Dr. Widyo Winarso (Kepala Subdirektorat Kemahasiswaan DIKTI) dan Bapak Eko Prasetyo. Talkshow dengan narasumber tersebut sangat menginspirasi dan memotivasi para peserta seminar yang jumlahnya kurang lebih 1100 orang, di mana para peserta tersebut didominasi oleh mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi UGM ditambah dari universitas lain di sekitar Yogyakarta.

Dalam Lomba Menulis Kisah Inspiratif Kamakarya 2013 ini, peserta wajib menuliskan kisah nyata perjuangan mereka dalam merajut asa dan meraih impiannya masing-masing. Kisah yang harus menginspirasi banyak orang nantinya, kisah yang dapat memeberikan gambaran banyak orang betapa kita tak boleh berputus asa dalam meraih impian. Siti Horiah sendiri mengaku bahwa dirinya tidak menyangka dapat memenangkan lomba kepenulisan ini, karena latar belakang jurusan sebagai anak teknik yang harus bersaing dengan orang-orang hebat yang memang bergelut dalam bidang kepenulisan. Namun tanpa disangka dirinya dapat berprestasi dan bisa produktif dalam menghasilkan cipta dan karya yang terbaik. Inspirasi dan bakat itu memang akan selalu ada dalam diri seseorang tanpa terkecuali selagi ada motivasi yang kuat dalam diri untuk menciptakan karya terbaik untuk bangsa ini.


Meja Telepon Ibu

Oleh : Siti Horiah
Mahasiswa Program Studi Teknik Nuklir 2012


Disudut ruang tamu kami, yang luasnya tidak lebih dari 4m2 itu terletak sebuah meja kecil berwarna hitam. Meja itu adalah sebuah meja telepon rumah yang sudah beralih fungsi sebagai meja belajarku. Meja itu adalah satu-satunya meja yang ada di rumah kami, meja yang sampai saat ini masih dibiarkan ibuku tetap berdiri tegak dan masih tetap berada dirumah kami dengan sebuah alasan yang tak aku ketahui.

Beginilah kondisi rumah kami setelah peristiwa kebangkrutan usaha ayahku. Demi menyambung nyawa keluarga kami, ibu rela menjual barang-barang berharga yanga ada di rumah kami pada tetangga sekitar. Ibuku tidak tahu lagi harus berbuat apa, dan tidak tahu lagi bagaimana caranya mendapatkan uang untuk membeli beras. Beliau menjual satu persatu barang-barang berharga kami, setiap kali datang waktu makan. Mulai dari beberapa pakaian ibuku yang paling beliau suka, alat-alat dapur seperti gelas, piring, panci, dispenser, bahkan sendok dan garpu pun ikut habis terjual.
Ayahku tidak dapat berbuat banyak setelah peristiwa kebangkrutan usahanya. Beliau hanya mampu menjadi kuli dipasar tradisional di kota kami. Upah yang dia terima tidak mampu menutupi kebutuhan keluarga besar kami.

***

Suatu siang, aku melihat adikku Rafi menangis sambil menghampiri ibu yang sedang duduk lemas menonton tv tanpa antena itu. Aku memperhatikan gerak-gerik ibu yang kepanikan, beliau tidak ingin membiarkan Rafi adikku menangis terlalu lama.

“ibu, ibu aku lapar!” jerit Rafi.

Ibu yang tak bisa berkata apa-apa langsung pergi menuju dapur, mengambil beberapa piring. Aku pun terus memperhatikan gerak-gerik ibu. Aku heran apa yang akan ibu lakukan dengan kelima buah piring itu. Sempat aku berpikir kalau ibu akan mengambilkan nasi untuk Rafi, namun aku teringat kalau dari kemarin aku belum memasak nasi untuk keluarga kami. Dengan masih tetap memperhatikannya dari balik pintu, aku melihat air mata ibuku jatuh berlinang membasahi pipinya yang pucat, namun dengan cepat beliau langsung menghapusnya takut-takut kalau air matanya akan terlihat olehku. Aku pura-pura tidak sadar dengan apa yang ibu lakukan didapur, aku menyibukan diriku dengan menggendong dan menimang Rafi agar dia tidak menangis.

Kubiarkan ibu dengan kesibukannya, kulihat beliau keluar rumah dengan kelima piringnya itu. Tak beberapa lama kemudian beliau kembali dengan uang ribuan yang lusuh sebanyak lima lembar. Aku terheran-heran atas apa yang ibu lakukan. Ibu langsung menyuruhku pergi kewarung membeli setengah liter beras, dan satu butir telur. Tanpa berpikir panjang aku pun langsung pergi menuruti perintah ibu.

Aku kembali dengan apa yang ibu minta dan ibu langsung menyuruhku memasaknya. Ibu menyuruhku membuat telur dadar dengan mencampurkan telur itu dengan terigu, agar satu telur itu menjadi besar dan cukup untuk dimakan oleh kami bersembilan. Aku menarik napas dalam-dalam, air mataku pun tak kuat dibendung, menetes jatuh. Aku tak kuat menahan ini semua, bagaimana tidak, setiap harinya kami hanya makan satu kali sehari. Berbagi setengah liter nasi untuk sembilan orang, satu butir telur saja harus dibagi sembilan, sering kamipun membagi 2 bungkus mie instans untuk sembilan orang. Terkadang ayah memilih pergi dari rumah saat tiba waktu makan, beliau pergi sambil menitip pesan padaku agar jatah makanannya diberikan pada adik-adikku saja.

Ibu sangat sayang pada kami, beliau tidak pernah membagi penderitaanya pada kami semua. Selagi ayah menjadi kuli dipasar, ibu selalu menggantikan peran ayah. Ibu tak pernah terlihat sedih dengan penderitaanya. Ibu rela berkorban demi kami semua. Ibu rela menjual tempat tidurnya dan memilih tidur dilantai dengan beralaskan kasur yang tipis saja.
Hampir seluruh barang berharga dirumah kami terpaksa beliau jual, demi menutupi pendapatan ayah yang besarnya tak kurang dari sepuluh ribu rupiah. Hanya satu buah meja telepon yang ibu sisakan diruang tamu kami. Aku heran kenapa ibu tidak pernah mau menjual meja tersebut, beliau lebih memilih menjual beberapa pakaiannya ketimbang menjual meja tersebut. Sampai pada saatnya aku tak sanggup melihat pakaian terbaik ibu harus ikut terjual, akupun menawarkan meja telepon itu untuk dijual pada ibu. Namun ibu menolak dengan kata-kata yang membuatku menangis sendiri.
“Selapar apapun kita nanti, ibu tidak akan menjual tempat yang kau gunakan untuk mengantungkan cita-citamu itu nak, pakailah terus meja itu.” Ungkapnya sambil pergi kerumah tetangga untuk menjual baju terbaiknya selama ini, demi sepiring nasi untuk keenam adikku.

Aku lemas mendengarnya, jadi selama ini ibu tidak mau menjualnya hanya karena aku sering memakai meja yang panjangnya tidak lebih dari 30 cm itu untuk belajar. Aku tersadar selama ini aku memang selalu menggunakan meja itu untuk belajar karena itu adalah satu-satunya meja yang ada dirumah kami.

Itulah kondisi yang selama ini aku alami, tak ada yang bisa aku lakukan banyak ketika itu. Saat itu kondisinya aku sedang duduk dikelas tiga. Ditengah kondisi seperti ini aku harus tetap berjuang untuk bisa lulus SMA. Setiap malam aku bangun untuk belajar dan mengerjakan tugas, aku menggunakan meja telepon itu sebagai alasku belajar. Terbayang betapa menderitanya belajar di atas meja yang luasnya lebih kecil dari luas buku tulisku. Namun tidak ada pilihan lain bagiku, aku tak mampu menunduk lama untuk belajar bila memilih belajar diatas lantai yang dingin. Meja itu adalah teman terbaik bagiku. Dia selalu menemaniku dimalam hari disaat semua orang terlelap, aku harus bangun untuk belajar. Semua itu aku lakukan karena aku tidak memiliki waktu disiang hari untuk belajar.

Benar kata ibuku meja itu adalah tempat aku menggantungkan semua cita-citaku. Tempat aku memulai perubahan pada hidup keluargaku. Ibuku berharap besar padaku, karena aku adalah anak pertama. Jadi setelah aku lulus SMA nanti aku bisa langsung bekerja, dan ibu optimis terhadap diriku kalau aku nanti akan mendapatkan pekerjaan yang layak. Karena ibu tahu aku termasuk murid yang berprestasi disekolah.

Tanpa disadari aku memang menyayangi meja kecil hitam itu, meja itu selalu aku bersihkan setiap harinya, walaupun meja itu kecil dan sempit tapi aku masih bersyukur bisa tetap menulis diatas meja. Meja itu adalah satu-satunya tempat aku berbagi rahasia, tempat aku mengukir sebuah mimpi. Hanya meja itu yang menjadi saksi kalau aku memiliki sebuah mimpi yang selama ini aku rahasiakan dari dunia.

Aku punya sebuah mimpi yang benar-benar tidak bisa aku ungkapkan pada siapapun. Aku takut kalau mimpiku yang satu ini kuberitahu pada orang tuaku itu akan menjadi beban padanya, kalau aku beritahu pada teman-teman atau orang banyak aku takut mimpiku yang ini akan ditertawakan mereka. Jadi selama ini hanya meja kecil ini yang bersaksi kalau aku sering mengukir sebuah nama Universitas yang aku impikan pada catatan sekolahku. Ya, mimpiku yang tidak dapat aku beritahukan kepada siapa pun termasuk orang tuaku sendiri adalah duduk di bangku KULIAH.
Sebenarnya setiap kali orang tuaku membahas tentang pekerjaan yang nantinya aku lakoni setelah lulus SMA, hati kecilku menangis merintih tak terdengar siapapun.

“ayah, mama, aku gak mau kerja aku mau kuliah kaya temen-temen, aku mau masuk UGM aku mau ke Jogja, aku gak bisa KERJA!” jerit hati kecil ini.

***

Saat-saat seperti ini semua teman-temanku sibuk mencari tempat bimbel yang terbaik dikota kami, sebagai salah satu persiapan sebelum menghadapi SNMPTN. Bagi seorang Siti Horiah jangankan mengikuti program bimbel, buku paduan SNMPTN saja tak punya. Aku tak pernah memiliki niat untuk membeli buku SNMPTN yang harganya selangit itu. Untuk makan adik-adiku saja setiap subhu aku dan ibu masih harus keliling pasar untuk menjajakan kue cucur buatan ibuku. Bagaimana aku mau menabung, uang jajan yang ibu berikan itu hanya sebesar tiga ribu rupiah saja, itupun hanya cukup untuk ongkos naik angkutan umum. Kalau kue kami tidak terjual satupun itu berarti aku harus berjalan kaki sejauh 3 km untuk sekolah. Aku tak sanggup meminta uang sepeserpun unutuk membeli buku SNMPTN pada ayahku yang menjadi kuli dipasar, apalagi berkata pada ayah kalau aku ingin kuliah ke JOGJA. Sudahlah bagiku kuliah adalah mimpi-mimpi basi seorang siswa SMA kelas 3 seperti aku ini.

Itulah sebabnya aku menyembunyikan mimpi besar hidupku ini dari orang banyak. Bagiku mimpi ini hanya akan menjadi pisau kecil bagi keluarga kami. Mimpi yang akan menusuk dan mengiris perasaan kedua orang tuaku. Tak pernah sekalipun aku berniat untuk mengkhayal menduduki bangku kuliah. Aku takut kalau kedua orang tuaku tahu tentang mimpi ini, mereka pasti akan merasa kalau mereka bukan orang tua yang baik, orang tua yang tidak bisa membahagiakan anak-anaknya. Biarlah mimpiku yang ini hanya aku, meja kecil itu dan Tuhan yang tahu.

***

Sahabatku Ana selalu ada untukku, memberika support. Cita-citanya menjadi dokter membuat aku tersenyum miris sendiri. Aku selalu berpikir kenapa aku tidak seberani dirinya bermimpi dan bercita-cita. Namun aku sadar aku tidak seperti dirinya, aku bukan anak siapa-siapa yang boleh bermimpi setinggi itu. Kalau kata adikku yang pertama “MIMPI ITU MAHAL KAK!” buat bermimpi saja itu sulit apa lagi merealisasikannya pada kenyataan. Sesulit itukah bermimpi pikirku kalau mimpi saja dianalogikan dan disamakan dengan kata mahal. Kata-kata yang membuat keluarga miskin seperti kami gempar mendengarnya. Kata mahal itu bagi kami berarti mustahil dijangkau. Maklumlah, bagi keluarga miskin seperti kami harga sebutir telur naik seratus rupiah pun sudah membuat kepala ayahku sakit.

Saat aku berkunjung kerumah Ana, orang tuanya memberikanku uang sebesar seratus ribu rupiah. Tanganku gemetar menerimanya. Orang tua Ana memberikan uang itu untuk aku gunakan sebagai ongkos pulang kerumah, yang pada kenyataannya ongkos yang aku gunakan hanya empat ribu rupiah. Setelah kuputuskan sisa uang tersebut kuberanikan saja untuk kubelikan sebuah buku SNMPTN bekas dipasar. Agar harganya tidak mahal dan aku dapat memberikan sisa uangnya pada ibuku. Aku sangat senang sekali saat itu, aku berpikir walaupun aku tak ada niat untuk kuliah namun apa salahnya kalau aku juga ikut menimba ilmu seperti teman-temanku.

***

“Kamu mau kuliah?” sahut ayahku didepan ibu dan adik-adiku.

Aku kaget bukan main terhadap pertanyaan itu, dari mana ayah tahu mimpi yang aku sembunyikan dari dunia itu, mimpi yang tidak pernah terucap oleh lidahku sendiri walau dalam doa di sholatku, mimpi yang hanya ikut mengalir bersama air mata sebelum tidurku, mimpi yang bahkan akupun sendiri malu bercerita pada Tuhan. Ternyata ayah menyadari hal itu semua karena buku SNMPTN yang baru aku beli kemarin ku letakan diatas meja kecil hitam itu. Ibuku yang hanya lulusan SD menggeleng-gelengkan kepala mendengar ucapan ayah. Ibu marah mendengar hal itu, ibu menyuruhku mengubur mimpi tersebut, ibu takut kalau nantinya aku stress karena mimpiku yang ini tidak akan pernah terwujud. Aku tertunduk menangis, adik-adiku iba melihat kearahku. Ayah menenangkanku tersenyum padaku, ayah berkata padaku agar aku belajar yang baik dan mencari tempat kuliah yang aku inginkan. Ayah berkata kalau beliau akan berusaha mati-matian agar aku bisa kuliah. Aku tersenyum melihat ayah yang bijak berkata seperti itu, entahlah aku sempat berpikir kalau ayah hanya ingin menenangkan diriku saja.

***

Suatu sore saat aku sedang menyapu halaman rumah, seorang ibu yang sebaya dengan ibuku menegurku.

“kamu mau kuliah yah neng?”. Tegurnya sambil tertawa kecil.

Aku kaget dibuatnya, Ibu itu berkata kalau kemarin ibuku bercerita pada dirinya bahwa aku merengek meminta meneruskan sekolah. Ibu itu menasihati diriku, dia berkata padaku kalau kita sebagai orang susah jangan ‘kebanyakan tingkah’, aku sebagi anak pertama jangan menyusahkan kedua orangtua dengan merengek-rengek minta kuliah. Kuliah itu mahal katanya, upah ayahmu itu tidak cukup untuk makan dua kali sehari, apalagi untuk biaya kuliah. Kasihan adikmu ada banyak mau makan apa mereka.

Hatiku bergetar, ingin rasanya aku membentaknya. Namun aku hanya mampu membalas perkataannya dengan senyum termanis yang aku miliki.

Keesokan harinya ibuku bercerita, kalau teman-teman ayahku dipasar itu mengolok-olok ayahku karena ayahku bercerita pada mereka kalau aku ingin kuliah. Mereka berkata pada ayahku kalau tidak akan ada universitas yang mau menerima orang miskin seperti aku ini.

Aku berlari menuju meja kecil hitam di ruang tamuku, ku buka buku catatanku yang pernah kutulisi tulisan grafiti nama sebuah universitas impianku. Kurobek dan kulempar bukunya, aku marah saat itu. Karena orang yang paling aku sayang itu dihina oleh orang lain, dicaci maki. Aku tersadar kalau itu semua karena mimpi ‘konyolku’ berkuliah. Itulah sebabnya selama ini aku malu dan memutuskan untuk menguburkan niat dan impianku berkuliah sedalam-dalamnya. Sudah kukira akan berakhir dengan penghinaan kedua orangtuaku seperti ini. Aku kesal, orang tuaku dihina seperti itu. Aku malu karena itu semua adalah ulah dari mimpi tidur indahku.
***
Keesokan harinya disekolah teman-temanku bersorak dan memanggilku.

“Selamat yah sit, lu masuk daftar undangan SNMPTN tuh!” ucap Lidia

Jantungku bergetar, aku tak percaya kalau namaku bisa masuk dalam jajaran murid-murid pintar yang bisa mengikuti SNMPTN undangan. Aku pun girang bukan main, ku hampiri guru bimbingan konselingku. Aku menceritakan masalah keluargaku selama ini, awalnya aku tak mau bercerita namun karena mimpiku berkuliah saat ini sudah ada di depan pelupuk mata. Maka akupun memutuskan untuk menceritakan semuanya agar aku mendapatkan jalan keluar yang terbaik.

Guruku itu langsung memeluk tubuhku yang kaku, dia memiliki impian besar terhadap diriku. Dia mencarikan solusi untuk masalahku ini dengan menawarkan beasiswa BIDIKMISI. Tanpa berpikir panjang aku menyetuji ajakannya. Aku pulang kerumah dan menyiapkan berkas-berkas yang ada, saat itu aku merasa bersyukur sekali karena impianku yang kurasa buruk itu akan segera terwujud. Aku sengaja tidak memberitahu informasi ini pada kedua orangtuaku, aku ingin membuat semua ini menjadi kejutan bagi mereka.

Segala macam persyaratan pendaftaran SNMPTN itu pun telah dipenuhi, aku memutuskan untuk memilih UNIVERSITAS GADJAH MADA dan prodi TEKNIK NUKLIR pada pilihan pertama. Entahlah dengan hanya bermodal menyukai kimia dan fisika. Maka aku putuskan untuk memilih program studi ini. Besar harapanku untuk diterima. Setelah semuanya selesai , baru ku beritahu ayah dan mama. Mereka sangat senang karena beasiswa Bidik Misi ini mereka berdua tidak perlu mengeluarkan uang sampai aku lulus nanti. Kedua orang tuaku pun senang dengan pilihan program studi yang aku pilih itu. Semuanya tinggal ku pasrahkan pada Tuhan. Kalau memang rezeki aku pasti akan mendaptkannya pesan ayah padaku yang selalu ku ingat.Aku senang dan aku ingin membuktikan pada semua orang yang telah menghina mimpiku.Aku ingin membuktikan kalau impianku ini akan segera terwujud.

***

Dua bulan lamanya aku menunggu pengumuman, selama itu aku mempersiapkan diriku untuk bisa mengikuti SNMPTN tulis, aku belajar sedikit demi sedikit dari buku soal-soal SNMPTN yang aku miliki. Semangatku berkuliah setiap harinya semakin kencang. Ditengah-tengah semangatku ini, masih saja ada tetangga yang mengolok-olok mimpiku. Ada tetangga yang berkata pada ibuku seperti ini.

“Hati-hati bu, itu anaknya bukan mau kuliah tapi mau jual diri.” Ucapnya sinis

Ingin rasanya aku menampar orang yang berbicara seperti itu pada ibuku, tapi ibuku menyadarkanku kalau ucapan mereka adalah batu loncatan bagi prestasiku. Aku harus tetap rajin belajar dan membuktikan pada dunia kalau mimpiku itu akan mengubah dunia menjadi lebih baik.

***

Semua hinaan, cacian maki tetangga-tetangga sampai saudara-saudara terdekat kami kemarin terhadap mimpi besarku, kini lenyap sudah. Air mata kedua orang tuaku kini warnanya berubah sebening permata, keringatnya yang bercucuran itu menjadi keringat kebanggaan mereka terhadapku, simpulan senyum guru-guruku mengguratkan harapan besar padaku. Ya, aku diterima di Universitas kerakyatan yang menjadi kebanggaan negara ini. Universitas bergengsi dan nomor satu terbaik di Negri ini. Gadjah Mada namanya, di sana namaku tertera di Teknik Nuklir. Program studi sarjana Nuklir satu-satunya di ASEAN dan memiliki lulusan terbaik se-Asia.

Aku tak bisa berkata apa-apa, melihat kebahagiaan kedua orang tuaku. Melihat mimpiku yang kini menjadi nyata, mimpi yang tak pernah berani aku ungkapkan pada dunia. Mimpi yang tak seharusnya aku tutupi dari orang lain. Sekarang aku sadar kalau semua itu memang berasal dari mimpi. Mimpi yang bukan hanya sekedar mimpi, mimpi yang harus segera diwujudkan, bukan dibiarkan tetap tidur bersama angan-angan semata. Aku pun tersadar sekarang kalau tak ada satupun hal yang mustahil dalam hidup ini, aku masih memiliki Allah. Tuhanku yang tak pernah tidur, yang selalu mau mendengarkan mimpi kecil kita. Aku tak akan menyia-nyiakan amanat besarmu ini Tuhan. Aku tersenyum mengingat semua pengorbanan aku dan kedua orangtuaku demi mimpi manis ini kemarin. Terimakasih meja kecilku yang setia menemaniku merogoh mimpi ini. Terimakasih Tuhan mengijinkanku merajut asa ini untuk meraih impian.

Mimpi Adalah Kunci Untuk Kita Mampu Merubah Hidup.
Tapi Semua Itu Harus Di iringi Do'a Dan Usaha Untuk Mewujudkannya.
(by Elga Aris Prastyo)

Macam - Macam Tenaga Dalam Di Pencak Silat



Pencak silat kerap dikaitkan dengan tenaga dalam. Tapi tidak semua olahraga yang kental dengan aroma budaya melayu itu mengajarkan pemanfaatan energi tak tampak tersebut.

Namun, Deden Suhendi, guru pencak silat dari perguruan Kujang Pusaka, Bandung, tidak menampik bahwa pencak silat juga identik dengan ilmu tenaga dalam. Misal untuk membuat musuh terpelanting atau membengkokkan besi, bisa dengan cara hanya dilihat saja. 

“Sebenarnya yang terkesan tenaga dalam itu mekanika gerak. Kalau memang posisinya salah bakal terpelanting. Tapi jika kuda-kudanya bagus, mau didorong gimana pun tidak akan bergerak, ujarnya.

Menurut dia, pada dasarnya yang disebut tenaga dalam adalah tenaga inti. Penekanannya lebih kepada olah nafas.

Tenaga dalam ini sebenarnya merupakan tenaga manusia yang mempunyai kekuatan besar. Ini berbeda dengan tenaga luar, berasal dari kekuatan otot fisik atau yang biasa hanya disebut sebagai tenaga.

Setiap orang memang memiliki tenaga dalam. Persoalannya adalah tidak semua memahami bagaimana cara membangkitkan dan mengembangkannya.

Jika berhasil membangkitkannya, lazim yang biasa dilihat dalam praktik pencak silat pada atraksi memecah balok es dengan tangan atau kepala. Atau bahkan, memecah besi pompa tangan dengan satu pukulan, yang sekilas tampak tidak mustahil dilakukan.

Cimande termasuk salah satu perguruan pencak silat yang mengajarkan tenaga dalam. Jika diteliti dengan seksama, kata Azhari, pelatih pada Perguruan Cimande di Serang, Banten, tenaga dalam pada silat lebih merupakan hasil dari tirakat pada setiap jurusnya. “Istilahnya, setiap jurus adalah tauhid,” jelasnya.

Di Cimande silat yang diajarkan tidak hanya membentuk kekuatan fisik, namun juga kekuatan batin. Karena itu, tenaga dalam yang diperoleh dari Cimande adalah dari praktik tirakat yang dijalani para murid. 

Praktek ini tentu berbeda dengan yang dipelajari di beberapa cabang pencak silat lainnya seperti di Merpati Putih atau Bangau Putih. Keduanya lebih “nyata” dalam mempelajari tenaga dalam ketimbang apa yang dipelajari pada Cimande.

Mengingat banyak jenisnya, Deden menuturkan, soal pantangan dalam mempelajari tenaga dalam pun tergantung guru yang memberikan ilmu tersebut.

Biasanya, sebelum diajarkan tenaga dalam, diajarkan dulu silat luar sebagai wadah yang harus kuat. “Ibaratnya, jika diisi tidak akan luber,” terangnya.

Umumnya sama dengan yang diajarkan agama. Tidak boleh mengonsumsi makanan haram, mencuri, atau melakukan hal-hal yang mampu membatalkan niat itu sendiri. “Ingat, kita yang menginginkan ilmu tersebut,” ujarnya. 

Dalam pandangan Indro Catur, pelatih pencak silat dari Ikatan Pencak Silat Indonesia atau IPSI, pencak silat dengan tenaga dalam seperti ini termasuk dalam aliran pencak silat spiritual. “Ada ahlinya sendiri. Saya lebih menekuni pencak silat olahraga. Fokus pada prestasi dan mengikuti kejuaraan,” katanya.

(By Aditya/Fachrurozi)

Apa Penyebab Maraknya Pembunuhan Mutilasi? MENGERIKAN !!!

INDONESIA-KU NEWS. Akhir-akhir ini banyak pemberitaan di televisi yang menyinggung kasus Mutilasi. Sebenarnya apa penyebab pembunuhan yang disertai mutilasi?. Sebenarnya banyak hal yang menjadi penyebab hal ini. Si Pembunuh dengan tanpa kasihan memotong - motong tubuh korban menjadi beberapa bagian dan kemudian membuangnya. Yang lebih ironi lagi, ternyata kebanyakan yang melakukan pembunuhan mutilasi ini adalah orang terdekat si korban.


Menurut Sosiolog dari Universitas Indonesia, Musni Umar, Maraknya pembunuhan sadis disertai dengan mutilasi disebabkan karena bentuk perwujudan masyarakat yang sedang sakit. Sakit disini memiliki arti yaitu sakit karena kesulitan ekonomi. Akibatnya mereka akan mengalami stress, emosi, dan depresi, hali ini biasa terjadi pada masyarakat kalangan bawah.

Akibat depresi itu, sambung Musni, masyarakat berani dan nekat melakukan tindakan sadis dengan membunuh orang yang dikasihi atau temannya. Untuk menghilangkan jejak, korban memilih untuk memutilasi dan membuangnya ditempat yang sulit ditemukan.

Maraknya kasus pembunuhan dengan mutilasi diduga  juga karena lemahnya peran pranata penyelesaian konflik dalam hubungan sosial maupun domestik. Akibatnya, mutilasi menjadi jalan keluar bagi pelaku dengan tipe kepribadian tertentu.

Memang faktor sosial yang menjadi penyebab utama pembunuhan sadis ini diantaranya kemiskinan, kecemburuan sosial, tidak saling menghargai, dan tersepelekannya hak-hak asasi manusia. maka dari itu hukum harus ditegakkan dengan tegas, adil, dan benar.


Kejahatan seperti mutilasi, perampokan, dan lain sebagainya tidak dilihat sebagai sebuah peristiwa, namun harus segera mencari akar masalah agar tidak terus berlanjut.
(By Elga Aris Prastyo)


Santet Masuk Pasal KUHP

INDONESIA-KU NEWS. DPR berencana mengesahkan RUU Santet dalam KUHP. Muncul Pro da Kontra dari berbagai kalangan mengenai RUU ini. Pasal 293 RUU KUHP sebenarnya tidak menyebut santet secara eksplisit, namun disebutkan sebagai “kekuatan gaib”.

Dalam ayat (1) pasal itu disebutkan “Setiap orang yang meyakini dirinya mempunyai kekuatan gaib, memberitahukan harapan, menawarkan, atau memberikan bantuan jasa kepada orang lain bahwa karena perbuatannya dapat menimbulkan penyakit, kematian, penderitaan mental atau fisik seseorang, dapat dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak kategori IV.


Pihak yang Pro menyatakan kalau ada ancaman pidananya, diharapkan orang akan berpikir ulang melakukan santet. Namun dibutuhkan kehati-hatian dalam pembahasan persoalan santet tersebut. Menurut mereka kejahatan santet bisa dibuktikan, ini hanya masalah metode keilmuan saja. Santet bisa dipelajari dan orang yang mempelajarinya bisa dijadikan saksi untuk sebuah kasus yang dibawa ke persidangan.

Sedangkan Pihak yang Kontra terhadap RUU ini menyatakan seharusnya apabila ingin membuat pasal santet orang tersebut seharusnya melihat kondisi di masyarakat yang sering terjadi santet. Bisa dipastikan akan mengalami kesulitan untuk mencari pembuktiannya. Karena untuk mengesahkan Pasal Santet diperlukan dewan pakar santet atau orang yang paham soal santet. Setelah itu polisi dan jaksa serta hakim akan kesulitan menerapkan hukumnya, karena sulit lakukan pembuktian di lapangan.

Ilmu Ghaib adalah sesuatu yang ada akan tetapi tidak nyata. Maka dari itu perlu ada lagi pertimbangan untuk benar-benar mengesahkan RUU ini.
(By Elga Aris Prastyo)

Bambu Gila Permainan Ala Anak Negeri

INDONESIA-KU NEWS. Bambu Gila adalah Permainan asli Indonesia yang khusus dimainkan oleh orang-orang tertentu saja. Permainan ini berasal dari daerah Maluku. Keanehan dari permainan ini adalah melibatkan kekuatan supranatural untuk menjalankannya, tapi tidak memerlukan ritual tertentu. Syarat permainan ini adalah sebatang bambu yang umurnya cukup tua dan memilki panjang 7 ruas tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Lalu Batang Bambu 7 Ruas tersebut diberi mantera oleh seorang dukun, lama kelamaan maka bambu akan bergerak dan terasa berat sehingga orang yang memegangnya akan jatuh dan terombang-ambing kesana kemari. Gerakan bambu ini mengikuti alunan musik yang dimainkan. Biasanya alat musik yang digunakan adalah alunan musik perkusi, misalnya gendang dan sejenisnya.

Kini permainan Bambu Gila hampir punah, dan hanya tinggal gerakan-gerakannya yang diubah menjadi tari lincah dengan gerakan kaki serta bulu (bambu) yang didekap kedua tangan. Gerak itu menandakan kesatuan dan persatuan dalam masyarakat. Gerakan yang kompak dan seirama ini sebenarnya merupakan lambang dari semangat gotong royong, yaitu membangkitkan jiwa persatuan dan kesatuan dalam melaksanakan berbagai segi hidup, yang adalah gambarang dari jiwa kegotong-royongan atau “Masohi” yang adalah budaya masyarakat Maluku sejak dulu kala.

Apakah kita mau melestarikan kesenian yang merupakan warisan luhur budaya bangsa ini apa tidak?
(By Elga Aris Prastyo)

Curahan Hati Pembuat Pesawat Terbang Pertama Di Indonesia

INDONESIA-KU NEWS. Apakah anda tahu siapa orang yang mampu membuat pesawat terbang pertama kali di Indonesia?. Tentu orang tersebut adalah Bapak Bahrudin Jusuf Habibie (BJ Habibie), beliau adalah seorang yang hebat dan cerdas.

Foto Bapak BJ Habibie

Bapak BJ Habibie adalah mantan Menteri Negara Ristek, mantan Wakil Presiden RI, dan mantan Presiden RI ke-3. Beliau telah membuat pesawat N-250 yang dibangun tepatnya di IPTN bandung. Pesawat ini merupakan pesawat baling-baling tercanggih di zamannya bahkan Amerika, Rusia, Jerman dan Negara-Negara besar lainnya belum pernah membuat. 

Berikut curahan hati Bapak BJ Habibie yang tercermin pada pidatonya saat mengunjungi Garuda Indonesia:

Dik, anda tahu, saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau melanjutkan “Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur, Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi.
Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN.

Sekarang Dik, anda semua lihat sendiri, N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?

Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.

Dik tahu di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia. Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa.

Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua?

Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun. Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!

Pak Habibie menghela nafas, Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya....

Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia.

Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
− Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten− C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis− D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!

Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik, organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik”

Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu...

Dik, saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya, saya mau kasih informasi...... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu.

Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam, seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.

Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan...

Dik, kalian tau, 2 minggu setelah ditinggalkan ibu, suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu... Ainun.... Ainun ........ Ainun ........saya mencari ibu di semua sudut rumah.

Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini...’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie.

Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus...3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.

Saya pilih opsi yang ketiga...

*(dari tayangan program di stasiun televisi 27 Januari 2012, P.Habibie bercerita, ternyata ada 4 opsi,bukan 3, dimana opsi yang belum tersebut di atas adalah, P.Habibie diminta bercerita tentang apa saja tentang bu Ainun kepada dokter, hampir sama dengan opsi 2)

Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu).. ia melanjutkan pembicaraannya;

Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun.......dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia.

Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat..... saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia.

Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata.......

Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;

Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui...

Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang..... (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.

Dik, asal you tahu, semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh Habibie dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.

Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.

Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif.”

Referensi:

http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id

Cintailah Negerimu, Banggalah Menjadi Orang Indonesia. Karena Sebenarnya Kita Mampu Melebihi Bangsa dan Negara Lain.
(By Elga Aris Prastyo)



Bidik Misi Sebagai Program Pemutus Mata Rantai Kemiskinan

INDONESIA-KU NEWS. Apa sebenarnya program Bidik Misi itu?. Bidik Misi merupakan Program bantuan biaya pendidikan dari pemerintah melalui (DIKTI) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementeruan Pendidikan Nasional yang diluncurkan pada tahun 2010. Biaya pendidikan tersebut ditujukan kepada mahasiswa yang mampu dalam kemampuan akademik, akan tetapi berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi. Beasiswa ini hanya berlaku untuk perguruan tinggi negeri saja. Untuk awal, tahun 2010 sebanyak 20.000 mahasiswa dari seluruh indonesia yang berkesempatan menerima Beasiswa Bidik Misi. Tahun 2011 ditingkatkan lagi menjadi 30.000 penerima dan untuk tahun 2012 ditingkatkan lagi menjadi 50.000 penerima. Jadi total sekarang mahasiswa penerima Bidik Misi yang sedang studi sudah mencapai 100.000 mahasiswa.

Tentu hal ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia, khususnya bagi para keluarga yang tidak mampu. Anak-anak mereka yang memiliki kemampuan akademik yang mumpuni dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Program ini bisa terwujud tidak lepas dari jasa Menteri Pendidikan kita saat ini yaitu Bapak Muhammad Nuh. Beliau sangat peduli dengan anak-anak bangsa dari kalangan tidak mampu. Beliau sangat mengerti bahwa para kalangan tidak mampu memiliki potensi lebih besar di dalam bidang akademik. Karena yang mereka cari bukan uang, tapi yang mereka cari adalah bagaimana mendapatkan pendidikan yang layak.

Diharapkan dengan berjalannya program ini, maka Tingkat kemiskinan di negara kita akan berkurang. Hal ini merupakan tujuan utama dari program bidik misi yang tertulis dalam sambutan Bapak Muhammad Nuh berikut ini "Pada titik inilah kita ingin mejadikan pendidikan sebagai salah satu elevator sosial, yang diharapkan akan mampu memutus mata rantai kemiskinan". Bisa kita bayangkan apabila mereka mampu lulus dengan hasil yang memuaskan, dari 100.000 lulusan bisa dipastikan negara kita akan mempunyai generasi penerus bangsa yang mumpuni. Mereka akan mengabdi untuk negaranya dan membuat negara kita disegani oleh negara lain.

Kesempatan adalah kunci utama bagi mereka yang berasal dari keluarga yang tidak mampu untuk bisa maju dan terus berprestasi. 
(By Elga Aris Prastyo)

Kongres Luar Biasa PSSI ? ANEH !!!

INDONESIA-KU NEWS. PSSI ( Persatuan Sepak Bola Indonesia ), mendengar nama itu apa yang ada dalam pikiran anda?. Sudah dipastikan yang anda pikirkan adalah sebuah organisasi induk dari sepak bola Indonesia. Ini yang aneh, nama organisasinya PERSATUAN, tetapi pada hari jum'at tanggal 17 Maret 2013 para pengurusnya mengadakan semacam pertemuan atau rapat untuk MENYATUKAN pengrus sekaligus organisasinya. Ada banyak pertanyaan lagi dibenak kita, sebenarnya apa yang salah di organisasi ini?.


Jawaban untuk pertanyaan diatas, di Indonesia Olah Raga bukan prioritas untuk berprestasi tapi kebanyakan berbau politik. Untunglah ke-Anehan tadi sudah diperbaiki dengan hasil dari KLB PSSI itu sendiri. Acara ini di hadiri oleh beberapa orang penting yaitu Menpora baru Roy Suryo, Perwakilan AFC, Perwakilan FIFA, dan masih banyak yang lainnya. Hasil dari KLB PSSI adalah sebagai berikut:
  1.  Musim depan hanya ada satu kompetisi kasta tertinggi yang diikuti 22 klub.
  2. 22 klub tersebut adalah 18 klub dari ISL dan 4 klub dari IPL.
  3. KPSI resmi dibubarkan.
Sebenarnya Kongres ini diselenggarakan untuk menghindari sanksi dari FIFA.
( By Elga Aris Prastyo )





Permainan Tradisional Anak-Anak yang Terlupakan

INDONESIA-KU NEWS. Seiring berkembang pesatnya teknologi, kehidupan manusia semakin maju dan ke-Tradisionalan sudah mulai luntur. Hal ini disebabkan berbagai alasan, salah satunya yang paling sering di ucapkan oleh orang kita sendiri adalah "Ketinggalan Zaman". Salah satu budaya yang sudah mulai ditinggalkan yaitu Permainan tradisional anak-anak. Tanpa kita sadari permainan seperti Petak Umpet, Gobag Sodor, Kelereng, Glangsing, Yoyo, dan masih banyak yang lainnya sudah tergeser oleh permainan modern. Game On-Line, Play Station, dan Game canggih lainnya menjadi pilihan anak-anak kita zaman sekarang.

Hal ini sebenarnya sangat disayangkan. Dahulu anak-anak memiliki kehidupan sosial yang baik antara satu anak dengan anak yang lainnya. Fisik yang sehat karena semacam olahraga, perkembangan Psikomotorik yang baik juga. Ini lah sebenarnya dampak positif dari permainan tradisional tersebut. Di dalamnya terdapat nilai kebersamaan yang tinggi juga toleransi antara satu dengan yang lainnya sangat dijunjung. Malah game-game modern sekarang banyak berdampak negatif pada fisik da psikis anak-anak. Kita pasti sudah banyak mendengar mengenai dampak-dampak negatif tersebut, misalnya ada anak yang bermain game On-Line sampai ketagihan bahkan rela berjam-jam di depan komputer dan menghabiskan uang untuk game dan masih bnyak yang lainnya.

Coba kita tengok lagi disekitar kita. Masih adakah anak-anak yang mau bermain Permainan Tradisional tersebut?

Di masa depan sudah dipastikan kita kehilangan budaya bangsa yaitu Permainan Tradisional yang sangat berharga sekaligus nilai yang terkandung di dalamnya. 
(by Elga Aris Prastyo)

Indonesia-Ku ?


Indonesia adalah Negara yang berbentuk Republik, atau lebih dikenal dengan nama NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ). Indonesia Beribukota di DKI Jakarta. Negara-Ku ini adalah merupakan bagian dari Benua Asia tepatnya di Asia Tenggara. Indonesia dilintasi oleh garis khatulistiwa dan terletak diantara dua Benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta terletak antara dua Samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beberapa pulau, oleh sebab itu biasa disebut negara kepulauan dengan jumlah pulau di indonesia kira - kira 13.487. Dengan banyaknya jumlah pulau tersebut, maka Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia. Indonesia merupakan negara yang berpenduduk beragama Islam terbesar di dunia, meskipun Indonesia bukan merupakan Negara Islam. Di Indonesia ada 6 Agama resmi yang di akui oleh pemerintah, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong Ho Chu. Sesuai dengan namanya, maka Indonesia bentuk pemerintahannya adalah Republik. Di dalamnya ada Presiden yang berperan sebagai pemegang kekuasaan Eksekutif atau pemimpin Negara, Dewan Perwakilan Rakyat sebagai pemegang kekuasaan Legislatif, Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Mahkamah Konstitusi sebagai pemegang kekuasaan Yudikatif.

Semboyan NKRI adalah Bhineka Tunggal Ika "Berbeda-Beda Tetapi Tetap Satu Jua".